// //

Efek Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba


Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba kerapkali diiringi dengan gangguan mental emosional. Cukup banyak kasus ditemui pasien menggunakan alkohol dan narkoba dalam upaya lari dari gangguan mental seperti konsumsi benzodiazepin (seringkali dikenal sebagai andep oleh para pengguna) demi mengatasi gangguan cemas yang mereka rasakan. Pada kenyataannya, penyalahgunaan alkohol dan narkoba justru dapat membuat gangguan mental bertambah parah dan ditemui konsekuensi cukup serius terlepas dari diagnosis apapun yang menyertainya. Sebagai contoh, saat penyalahguna Mr X mengalami gejala putus zat (sakaw), Mr X akan merasakan cemas yang semakin tinggi intensitasnya dan adanya konsekuensi seperti kasus hukum dan gangguan fungsi pekerjaan atau sosial. Hal demikian memungkinkan  Mr. X semakin stress dan pada akhirnya semakin memperburuk gejala cemasnya.

Alkohol dan narkoba berpotensi menyebabkan terjadinya depresi dan gangguan cemas sehingga psikiater Anda akan merekomendasikan penghentian konsumsi alkohol dan narkoba. Lebih lanjut, jika golongan obat antipsikotik, benzodiazepin dan penstabil mood yang diresepkan diiringi konsumsi alkohol dan narkoba ma efek buruk akan berlipat ganda. Dalam hal masa terapim penyalahgunaan alkohol dan narkoba dapat kontradiksi dengan obat resep dan menimbulkan gangguan hati. Penggunaan narkoba lebih jarang ditemui daripada alkohol, namun penyalahgunaan narkoba merupakan fenomena umum pada penderita gangguan jiwa.  Narkoba berpotensi sebagai pencetus gangguan jiwa dan atau menyebabkan efek derita berrtambah berat. Bagi penderita ini dapat menyebabkan permasalahan serius dan berujung resiko kematian dengan melemahnya kesadaran. Mengapa? Karena emosi yang terluka seringkali lupa akan kualitas, dan kuantitas narkoba yang digunakan, tidak bisa diprediksi.

Penyalahgunaan amfetamin seperti sabu sabu atau ekstasi sangat berbahaya bagi kesehatan mental oleh karena bisa jadi pencetus psikosis dan kebingungan mental. Konsumsi narkoba golongan ini juga dapat mencetuskan depresi, gangguan cemas, dan insomnia.

Ganja dapat memperberat gejala gangguan jiwa yang sudah penderita alami dan memiliki kecenderungan bagi munculnya kondisi mental layaknya gangguan psikotik pada penggunaan jangka panjang atau saat terjadinya intosikasi.

Kokain dapat menyebabkan psikosis, paranoid, serangan panik, depresi, dan gangguan cemas. MDMA (ekstasi) dapat menyebabkan perubahan kepribadian, kehilangan memori, gangguan konsentrasi, gangguan cemas, halunisasi, paranoid, dan depresi dalam penggunaan jangka pendek.

Opiat seperti Heroin sangat berpotensi menimbulkan adiksi dan membatasi efek terapi. Penggunaan opiat juga berpotensi menimbulkan gejala dan gangguan mental yang sudah ada semakin bertambah parah.

Seandainya Anda merasa memiliki permasalahan mental, direkomendasikan kepada Anda mencari terapi untuk adiksi sesegera mungkin. Mengapa? Karena disana hadir kesempatan yang lebih terbuka untuk pemulihan kualitas hidup Anda dalam menghadapi problema penggunaan alkohol dan narkoba. Merupakan sutau fakta, bahwa ketergantungan alkohol dan narkoba juga dikatagorikan gangguan mental, layaknya gangguan mood ataupun gangguan kepribadian.












Powered by Blogger.